7/29/2006

Korupsi , Penyebab Aksi Teror Di Poso dan Palu?

Untuk sebuah produk, publikasi dalam berbagai bentuknya merupakan hal yang paling ensensial dalam pemasaran. Tanpa publikasi niscaya suatu produk tidak akan dikenal di tengah masyarakat. Publikasi secara sederhana diartikan sebagai tindakan untuk mengenalkan sesuatu baik berupa barang atau kebijakan pada publik.

Untuk sebuah produk, publikasi dalam berbagai bentuknya merupakan hal yang paling ensensial dalam pemasaran. Tanpa publikasi niscaya suatu produk tidak akan dikenal di tengah masyarakat. Publikasi secara sederhana diartikan sebagai tindakan untuk mengenalkan sesuatu baik berupa barang atau kebijakan pada publik.

Cara melakukan publikasi bermacam-macam. Tetapi pada dasarnya publikasi ada dilakukan secara langsung dan ada yang tidak langsung. Yang dilakukan secara langsung dapat berupa pengiklanan (advertising), seminar, ataupun dilakukan dari mulut ke mulut. Yang tidak langsung dapat berupa kejadian atau suatu peristiwa yang mendapat liputan luas dari media massa sehingga daerah yang menjadi tempat peristiwa tertentu menjadi terkenal.

Akhir-akhir ini Sulawesi Tengah mendapat publikasi yang sangat luas dari media massa. Bukan karena Sulawesi Tengah mengiklankan daerah secara besar-besaran tetapi karena di Sulawesi Tengah terjadi beberapa peristiwa yang sangat menghebohkan secara nasional.

Sekedar menyebutkan contoh-contoh mutakhir, pemenggalan kepala siswi SMU di Poso, terbunuhnya tiga orang polisi oleh kelompok Madi, penembakan dosen Untad, pemeriksaan pejabat dinas sosial dan seterusnya.

Sayangnya peristiwa-peristiwa tersebut alih-alih mengangkat citra daerah yang positif tetapi justru publikasi media massa atas peristiwa tersebut menurunkan citra daerah ke level yang sangat rendah khususnya dalam bidang keamanan.

Namun dalam hal ini media massa sudah pada posisi on the right track. Dengan begitu media massa telah memberikan kontribusinya untuk mengungkap berbagai kasus yang terjadi di daerah ini.

Realitas permasalahan daerah ini memang begitu besar. Sayangnya pemerintah pusat tidak memberikan perhatian yang optimal terhadap penyebab utama terhadap teror di daerah ini. Kesan kita terhadap penyelesaian Poso sangat lamban.

Dibanding dengan bom Bali, teror yang terjadi di Poso dan Palu sangat lamban penyelesaiannya. Sehingga dalam salah satu artikel yang ditulis oleh anggota DPD dari Sulteng M.Ikhsan Loulembah pernah mengkritik yang bernada keluhan soal ini. Mengapa persoalan Poso tidak menjadi perhatian pemerintah pusat sejak dari dulu?

Masyarakat Sulawesi Tengah memang pantas protes terhadap perlakuan pemerintah pusat maupun daerah. Karena gangguan keamanan seperti ini siapapun pasti tidak nyaman. Sekarang akibat seringnya terjadi penembakan, masyarakat merasa was-was bila keluar rumah di waktu malam.

Apalagi saat ini menjelang perayaan Natal dan Tahun baru yang dinilai rawan terhadap gangguan keamanan.Hal ini disadari mengingat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang lalu ada gangguan berupa penembakan dan pengeboman pada gereja di kota Palu.

Berdasar pada fakta sebelumnya itulah, sepantasnya kita memerlukan sikap hati-hati dan berjaga-jaga sebagai antisipasi terhadap gangguan keamanan tersebut. Apakah pendekatan keamanan yang selama ini diterapkan masih sesuai dengan kondisi daerah saat ini?

Pihak keamanan dalam menangani konflik selalu mengandalkan kuantitas pasukan dan peralatan. Untuk mengatasi konflik Poso beberapa waktu yang lalu maka penambahan pasukan menjadi kemutlakan.

Tidak heran untuk mengatasi konflik yang eskalasinya seperti yang terjadi di Poso jumlah pasukan pernah mencapai lima ribu personil. Saya tidak tahu ukuran perbandingan jumlah pasukan untuk mengatasi suatu konflik karena itu tidak relevan untuk menilai apakah pasukan sejumlah itu adalah besar ataupun kecil.

Yang mau dikatakan disini adalah fakta dengan jumlah pasukan sebesar itu keamanan belum terjamin. Buktinya masih saja terjadi gangguan keamanan yang sangat mengkhawatirkan. Cakupan wilayah terror juga telah merembes ke Kota Palu.

Korupsi Sebagai Penyebab Aksi Teror?

Maka ketika tim dari Mabes Polri berhasil menetapkan beberapa orang yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi di Poso harus dimaknai sebagai suatu kemajuan.

Rumor politik yang berkembang, sejak adanya proyek bantuan besar-besaran memang telah terjadi korupsi pada proyek-proyek tersebut. Namun pembuktian terhadap hal tersebut tidak pernah dilakukan secara sungguh-sungguh.

Banyak pihak telah memberikan analisisnya tentang kondisi yang terakhir. Bila dulu analisisnya berfokus pada konflik politik yang dibungkus agama, kini analisis tersebut berkurang relevansinya.

“Teori” yang sedang menguat disebutkan ada keterkaitan antara pengungkapan kasus korupsi dengan kasus-kasus teror yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut beberapa fakta yang ditemukan oleh sejumlah LSM setiap kali ada upaya pengungkapan kasus maka timbul suatu gangguan keamanan berupa teror.

Artinya ada korelasi yang erat diantara keduanya. Menurut analisis ini hal tersebut terjadi karena orang-orang yang terlibat kasus korupsi di Poso tidak mau kasusnya terungkap.

Apakah dengan demikian korupsi merupakan penyebab aksi teror keamanan di Poso dan kota Palu akhir-akhir ini? Memang terlalu dini untuk menyimpulkan. Kita menyarankan agar pihak-pihak yang mempunyai kewenangan dan kompentensi seharusnya melakukan pendalaman terhadap teori baru tersebut. Tapi juga bagi pihak-pihak yang diasumsikan terlibat perlu membela diri secara proporsional. Ini agar diperoleh keseimbangan pada pengungkapan fakta-fakta. Dan agar tidak terjadi penghukuman yang tidak objektif. Wallahu A’lam.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perhentian' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP