5/01/2010

Mengsinergikan Kepentingan Buruh Dan Pengusaha

Memang tidak mudah memadukan kepentingan buruh disatu pihak dan kepentingan pengusaha dipihak lain. Disamping karena perbedaan kelas,borjouis dan proletar juga karena prinsip ekonomi.Pengusaha dengan doktrin ekonomi klasik yang diyakini, ingin menghasilkan keuntungan yang sebesarnya besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya. Sebaliknya para buruh ingin memperoleh upah yang setinggi-tingginya dengan kerja yg seminim-minimnya. Begitulah paradoks kepentingan yg terjadi pada buruh dengan para pengusaha.

Mungkin agak berlebihan preposisi di atas. Tetapi pada dasarnya itulah sebenarnya yg ingin dicapai. Kalau saya mengatakan sekiranya masing-masing pihak mempertahankan prinsip di atas pastilah tidak akan pernah ketemu. Karena memang dua prinsip itu adalah dua hal yg terlalu ideal yg tidak mungkin bisa dipenuhi.

Tuntutan buruh

Adalah suatu kewajaran apabila para buruh menuntut kesejahteraan yang lebih baik. Realitasnya para buruh memang mempunyai kedudukan yang lemah. Upahnya masih rendah hingga belum memadai untuk kebutuhan hidup di era modren ini. Apalagi secara politik, para buruh sering tidak berdaya berhadapan dengan para pengusaha yang memiliki modal banyak. Jadilah buruh betul-betul hanya menjadi faktor produksi layaknya mesin . Ia bisa diberhentikan dan dipekerjakan kapanpun oleh pengusaha tanpa bisa melawan kedzholiman itu, terutama pada saat dimana banyak memberlakukan sistem kontrak (outsourching).

Sejatinya para pengusaha harus menyadari juga kekeliruan ini. Keliru karena umumnya pengusaha menganggap apabila tuntutan buruh seperti peningkatan upah dan peningkatan keterampilan dipenuhi akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang pada gilirannya akan menurunkan laba perusahaan. Sekali lagi ini salah kaprah. Justru dengan meningkatkan upah dan keterampilan akan semakin meningkatkan pendapatan perusahaan. Asumsinya jika gaji naik buruh akan semakin memiliki dedikasi kerja dan tanggungjawab pada perusahaan. Pada gilirannya akan semakin menambah produktivitas perusahaan. Inilah salah satu alasan mengapa relokasi industri tidak terjadi secara besar-besaran dari negara-negara industri yang upah buruhnya sangat tinggi seperti di Jerman ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya rendah.

Sinergi Buruh dan Pengusaha

Menuntut pengusaha agar memberikan upah dan keterampilan yang tinggi tentu juga mempunyai konsekuensi terhadap buruh. Jelas, bila ingin memperoleh fasilitas yang memadai, seharusnya buruh juga harus meningkatkan keahlian dan dedikasinya terhadap perusahaan. Meskipun demikian, buruh dalam tuntutannya harus lebih objektif dan rasional. Artinya kemampuan perusahaan harus juga dilihat. Sekeras apapun tuntutan buruh apabila kemampuan perusahaan tidak dapat memenuhinya maka mustahil dipenuhi.

Disini yang diperlukan adalah transparansi. Perusahaan harus menjelaskan kemampuan perusahaan secara terang benderang pada buruh. Perusahaan harus jujur apa adanya. Tidak ada rahasia berkaitan dengan pendapatan. Perusahaan harus memaparkan keuntungan, biaya dan seterusnya. Sebaliknya para buruh pun merespon dengan hal yang sama. Keharusan dialog inilah yang harus terus menerus dilakukan agar kepentingan dua belah pihak dapat berjalan bersama. Bila ini berjalan maka tentu juga memperbaiki mutu buruh sekaligus meningkatkan pendapatan perusahaan.

1 komentar:

Isna_Sri Nur Isnaini

Buruh atau karyawan merupakan salah satu aset utama sebuah perusahaan.Jika perusahaan tidak mampu menjaga aset ini maka tujuan perusahaan untuk mendapat sebanyak-banyaknya keuntungan tidak akan tercapai.

Oleh karena itu karyawan yang berkualitas perlu untuk dikelola dan dipertahankan karena jika management tidak mampu mengelolanya dan berdampak pada tingginya angka resign karyawan akan berakibat pada
1. Seringnya pergantian karyawan dalam suatu divisi akan mengganggu kinerja karyawan lain karena harus mem-back-up pekerjaan karyawan yang resign selama belum ada ganti atau penggantinya belum menguasai pekerjaan serta akan berdampak pada kepuasan pelanggan bagi perusahaan yang bergerak pada bidang jasa.
2. Perekrutan karyawan memerlukan biaya dan waktu.
3. Untuk mendidik karyawan yang handal dan profesional tidak mudah dan perlu waktu yang lama.
4. Tidak mudah mendapatkan karyawan yang mempunyai loyalitas kerja tinggi dan mencintai pekerjaan.
5. Karyawan yang resign dan pindah kerja ke perusahaan lain bisa saja membawa ide-ide yang seharusnya dijalankan di eks perusahaan ke perusahaan yang baru.
6. Perpindahan karyawan ke perusahaan lain dapat memicu keikut-sertaan perpindahan karyawan yang lain ke perusahaan tersebut

  © Blogger template 'Perhentian' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP