12/28/2008

Tahun Baru, apanya yang baru?

Sungguh lezat hidangan sate domba yang dihidangkan oleh teman-teman facebook
semalam. Beberapa teman yang datang dalam kumpul-kumpul tersebut terlihat sangat menikmatinya. Saya pun demikian. Apalagi setelah makan-makan anak-anak facebook itu berhasil membangun suasana keakraban dengan mengeluarkan humor-humor segar yang membuat seluruh teman tertawa ala Rusia. Sampai-sampai hembusan angin dini hari tidak terasa dingin akibat otot tubuh yang bergerak karena tertawa.Pesta sederhana itu pun berakhir lewat tengah malam memasuki dini hari.

Keceriaan, kegembiraan, kehangatan dan keakraban. Setidaknya itulah yang memang menjadi subtansi sebuah pesta. Pesta yang hanya menimbukan suasana kekacauan, hingar bingar sesungguhnya bukanlah pesta. Karena pesta pada intinya adalah simbolisasi perayaan kemenangan yang membuat kita gembira, akrab dan penuh kehangatan. Perasaan-perasaan seperti itu membuat kita lebih optimis dalam mengarungi sejarah kehidupan berikutnya.

Mungkin itulah sebabnya pada malam pergantian tahun hampir setiap orang berpesta. Dibelahan dunia manapun pesta pergantian tahun selalu digelar yang melibatkan hampir semua orang dalam semua strata sosial. Mereka mengambil tempat dari sudut kota yang kumuh sampai pada hotel-hotel mewah. Dan dari penjara sampai istana.

Mengapa hampir semua orang merayakan pesta tahun baru? Apa yang yang dipestakan pada malam itu? Apakah hanya sekedar ikut menyaksikan detik-detik perjalanan waktu sampai akhirnya kita sebut sebagai tahun baru? Tahun baru, apanya yang baru?

Bagi saya, pesta tahun baru adalah pemaknaan yang pantas dan tidak pantas. Maksudnya, kita pantas merayakan pesta apabila memang ada hal-hal yang pantas untuk dirayakan. Ada prestasi yang membanggakan. Ada yang pantas untuk dikenang yang berguna untuk kepentingan publik. Pada malam itulah kita rayakan. Katakanlah sebagai sumber motivasi yang meningkatkan semangat untuk lebih berkarya lagi pada tahun depan.

Tetapi sebaliknya, apabila deretan amal dan karya kita sebagai manusia atau bangsa dan negara tidak ada yang pantas untuk dirayakan sebagai sebuah kemenangan prestasi dan prestise maka juga kita tidak memiliki kepantasan untuk berpesta. Yang pantas adalah renungan, refleksi, evaluasi ataupun penyesalan. Pada tingkatan individu kita laksanakan secara sendiri-sendiri. Dan pada tingkatan negara, dilaksanakan pada setiap intitusinya. Dalam level individu kita memperbaharui komitmen dan tekad agar bisa lebih maju lagi. Sedangkan pada level negara, masing-masing institusi membuat program lebih baik dan menatanya sampai tujuan yang inginkan tercapai.

Kita melakukan itu semua agar dalam perjalanan sepanjang satu kedepan kita bisa ikut berpesta bila kita mampu untuk memperbaiki diri. Selanjutnya negara dan bangsa bisa memperlihatkan kemajuan yang dicapainya pada tingkatan yang pantas dibanggakan. Bila semua itu bisa dicapai Insya Allah kita bisa menjawab pertanyaan, "tahun baru, apanya yang baru?". Wallahu A'lam.

0 komentar:

  © Blogger template 'Perhentian' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP