12/28/2007

Benazir Bhutto Tewas

Ajal memang tak bisa di sangka-sangka waktunya. Kapan pun dia bisa datang. Kita tidak bisa memastikan Tempat dan waktunya. Karenanya terkenal sekali ungkapan yang mengatakan bahwa rejeki, jodoh, dan kematian merupakan rahasia Tuhan. Seperti yang dialami oleh Mantan Presiden Pakistan, ia ditembak oleh seorang tak dikenal pada saat ia kampanye menjelang pemilu Pakistan. Bersamaan dengan itu tewas pula pendukungnya sebanyak 20 orang dan 56 orang luka-luka(Kompas,28 Desember 2007). Berikut sekilas riwayat hidup Benazir Bhuto yang kutip dari kompas.

Benazir Bhutto adalah anak tertua Ali Bhutto. Ia lahir pada tanggal 21 Juni 1953 di Provinsi Sindh. Ia kuliah di Harvard, Amerika Serikat (1969-1973), dan berhasil meraih gelar BA di bidang politik. Tahun 1973-1977, ia kuliah filsafat, politik, dan ekonomi di Oxford, Inggris. Setelah menyelesaikan kuliahnya tahun 1977, Bhutto kembali ke Pakistan.

Namun, sekembalinya dari Inggris, Bhutto segera terseret dalam pusaran pertarungan politik ketika itu. Ayahnya dikudeta oleh militer pimpinan Zia ul-Haq, kemudian digantung. Bhutto dan ibunya juga dikenai tahanan rumah hingga eksekusi terhadap Ali Bhutto dilakukan. Selanjutnya, Bhutto diizinkan kembali ke Inggris tahun 1984.

Periode inilah yang sangat menentukan perubahan dalam hidup Bhutto selanjutnya. Bhutto yang awalnya enggan terjun ke dunia politik akhirnya menceburkan diri juga ke dunia itu dengan masuk ke Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin ayahnya. Dia menjadi seorang pemimpin PPP di pengasingan.

Sejak saat itulah kehidupan Bhutto diwarnai berbagai pertarungan politik yang baru berakhir setelah nyawanya melayang, Kamis.

Menjabat PM

Setelah kematian Zia ul-Haq, Bhutto baru bisa kembali ke Pakistan. Dia segera menggantikan posisi ibunya sebagai pemimpin PPP.

Tahun 1988, PPP memenangi pemilu terbuka pertama di Pakistan. Kemenangan PPP membawa Bhutto sebagai perdana menteri perempuan pertama Pakistan. Ketika terpilih, usianya baru 35 tahun sehingga dia tercatat sebagai politisi paling muda yang memimpin Pakistan.

Hanya dua tahun menduduki kursi PM, Bhutto disingkirkan pada tahun 1990 dengan tuduhan korupsi. Namun, dia tidak pernah diadili. Setelah Bhutto tersingkir, kekuasaan PM jatuh ke tangan Nawaz Sharif, "anak didik" Zia ul-Haq.

Bhutto kembali merebut kekuasaan tahun 1993 setelah Sharif dipaksa mengundurkan diri. Seperti sebelumnya, Bhutto tidak berhasil mempertahankan kekuasaannya. Tahun 1996, Presiden Farooq Leghari membubarkan pemerintahan Bhutto menyusul beberapa skandal korupsi. Jabatan PM kemudian kembali ke tangan Sharif.

Tahun 1999, Bhutto kembali tersandung skandal korupsi. Kali ini dia dan suaminya, Asif Ali Zardari, dihukum lima tahun penjara dan didenda 8,6 juta dollar AS karena dituduh menerima imbalan dari sebuah perusahaan Swiss yang dibayar untuk memerangi penggelapan pajak. Namun, hukuman itu dibatalkan pengadilan tinggi karena dianggap bias.

Bhutto yang mengangkat suaminya sebagai menteri investasi selama masa pemerintahannya tahun 1993-1996 sedang berada di luar negeri ketika vonis dijatuhkan. Dia memilih tidak kembali ke Pakistan dan hidup di pengasingan.

Meski didera berbagai kasus, sepak terjang politik Bhutto tetap berjalan. Partainya pun tetap mendapatkan dukungan ketika mengikuti pemilu tahun 2002. PPP berhasil mendapatkan suara terbanyak, yakni 28,42 persen dan 80 kursi di majelis nasional. Partai Sharif hanya memperoleh 18 kursi.

Sebagian kandidat PPP yang terpilih kemudian membentuk faksi sendiri dan bergabung dalam pemerintahan yang dipimpin partai Jenderal Pervez Musharraf.

Untuk merintangi jalan Bhutto ke kursi kekuasaan untuk ketiga kalinya, Musharraf mengamandemen konstitusi yang melarang perdana menteri menjabat lebih dari dua kali. Dengan demikian, tertutup sudah kesempatan bagi Bhutto untuk berkuasa lagi.

Bhutto tidak menyerah. Ketika popularitas Musharraf mulai redup tahun 2006, Bhutto melancarkan serangan balik. Dia bergabung dengan Aliansi untuk Pemulihan Demokrasi bersama rival lamanya, Sharif. Melalui aliansi ini, kelompok oposisi bertekad menggulingkan Musharraf dari kursi kekuasaan.

Belakangan, Bhutto diketahui mengadakan pertemuan dengan Musharraf untuk tawar-menawar pembagian kekuasaan pada Juni 2007. Tindakan Bhutto itu membuat marah anggota aliansi lainnya. Bhutto juga berbeda pendapat dengan anggota aliansi yang ingin memboikot pemilu. Bagi Bhutto, memboikot pemilu sama saja dengan membiarkan kubu Musharraf melenggang sendirian ke kursi kekuasaan.

Karena perbedaan inilah aliansi tersebut pecah. Mereka kemudian berpisah dan sepakat untuk mengambil jalan politik sendiri-sendiri. Tanggal 19 Oktober 2007, Bhutto pulang ke Karachi setelah delapan tahun hidup di pengasingan. Kepulangannya disambut bom bunuh diri yang menewaskan 139 orang. Bhutto selamat.

Hidupnya yang penuh dengan pertarungan itu berakhir Kamis lalu akibat serangan bom. Selamat jalan, Bhutto!

Read More..

12/26/2007

Ondel_Ondel Dan Orang Jepang

Waktu menunjukkan pukul 23.15 saat saya masih asyik browsing di sebuah warnet di Jalan Diponegoro Palu, Sulawesi Tengah. Warnet pada malam itu sepi, hanya ada dua orang pengunjung beserta satu operator. Tiba-tiba operator warnet teriak, pencuri, pencuri! Teriakannya keras sekali hingga mengagetkan saya. Kami kemudian keluar secara bersama mau melihat apa yang terjadi. Rupanya ada orang yang dengan cepat meyambar helm yang diletakkan di atas sepeda motor. Orang itu tidak sempat kami kejar lagi hingga dia menghilang dalam dalam gelapnya jalan diponegoro.


Helm milik operator warnet itu bukanlah barang yang berharga. Barangnya sudah usang karena sudah lama dipakai. Bagian luarnya sudah terkelupas, sedang bagian dalamnya sudah bau he he he he. Warnanya pun sudah pudar. Namun demikian, masih tetap bisa dipakai oleh pemiliknya. Kalau mau beli yang baru harganya kira-kira seratus limapulh ribu saja.Karena itu pemiknya pun tidak mempersoalkan helm itu. Katanya, halalkan saja. Mungkin saja dia lagi butuh sekali.
Saya kemudian merenung, apa memang karena dia butuh sekali atau memang ini adalah bentuk kenakalan anak muda pada malam hari? Oh yah, saya lupa. Orang yangmengambil itu memang sempat kami identifikasi sebagai anak muda.


Kejadian ini adalah peristiwa yang biasa saja yang terjadi setiap saat. Jangankan helm, pencurian kendaran (mewah) setiap hari terjadi Indonesia. Bahkan penculikan anak-anak sering sekali terjadi. Pihak keamanan sebenarnya sudah sering menangkap pelakunya dan di masukkan dalam penjara. Hingga kemudian dilepas dan mengulangi aksinya lagi.


Tetapi yang ditangkap oleh pihak keamanan juga masih banyak. Bahkan ada yang sudah dimasukkan dalam penjara tapi kemudian kabur dari penjara. Ini khusus bagi terhukum yang punya banyak uang. Kalau kasus seperti pencuri helm tadi pasti tidak bisa lolos. Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, apa sedemikian rapuhnya penjagaan penjara kita?


Bagi saya bukan tembok penjara yang rapuh hingga mudah dibobol tapi bangunan prilaku sebagian penegak hukum kita yang sangat mudah ditembus dengan iming-iming materi.
Kembali pada pencurian helm tadi. Saya pernah mendengar cerita dari seorang teman yang kebetulan pernah ke Jepang. Katanya, di Jepang kalau ada barang kita yangtertinggal di tempat umum, taksi, hotel atau taman pasti dengan mudah bisa ditemukan kembali. Kenapa rakyat kita tidak bisa berprilaku tertib seperti itu?


Menurut teman saya ada sebabnya. Teman saya bilang, dia pernah mengajak orang Jepang pergi ke sawah. Konon, orang Jepang tadi heran melihat ondel-ondel yang meyerupai manusia banyak diletakkan di sawah.Lalu, orang jepang tadi bertanya, untuk apa ondel-ondel itu? Teman saya jawab, untuk mengusir burung. Kata orang Jepang itu, pantas saja orang Indonesia tidak maju-maju karena jangankan manusia burung pun mau ditipu…ha ha ha ha….

Read More..

SMS dari Teman

Pagi ini saya mendapat sms dari teman. Dia bilang begini," kasihan negeriku ini sudah mulai dipenuhi oleh pemuda yang tidak lagi mampu menghargai dirinya sendiri. Bagaimana pendapat anda tentang pemuda negeri ini?". Terus terang saya tidak mengerti kalimatnya ....tidak lagi mampu menghargai dirinya sendiri. Karenanya saya belum menjawab sms tersebut. Tetapi kalimat pertanyaannya bagaimana pendapat anda tentang pemuda negeri ini, mungkin saya bisa berikan komentar sekedarnya.


Begini, pada sekitar bulan oktober-november 2007 lalu ramai diberitakan tentang wacana kepemimpinan pemuda. Hal ini dipicu dari peringatan 79 tahun sumpah pemuda. Memang pada peringatan tersebut mengambil tema, "saatnya kaum muda memimpin". Seterusnya ada pernyataan Ikrar Kaum Muda Indonesia. Penggalan pernyataan itu demikian,


"Reformasi politik 1998 yang mengganti kediktatoran Soeharto sempat memberi janji bahwa perubahan akan segera datang. Presiden demi presiden berganti, kabinet dibongkar-pasang namun keadaan tidak beranjak membaik. Justru krisis semakin membelit: kemiskinan dan pengangguran merajalela, komunalisme bangkit, kebencian etnik dan agama dikobarkan, di pusat dan daerah orang memperebutkan lembaga negara dan menjadikannya sumber akumulasi kekayaan. Korupsi memporak-poranda tatanan politik, tidak ada lagi adab dan nilai. Indonesia terancam hilang dari pergaulan dunia.


Dalam keadaan ini kaum muda kembali terpanggil untuk bangkit. Republik ini berdiri untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Inilah arah dan jalan keluar dari krisis kita sekarang. Dan menjadi tugas sejarah kaum muda untuk mewujudkannya.


Di dunia kini bergema slogan kekuasaan lama: sejarah sudah berakhir. Kaum muda Indonesia menolak jalan buntu ini. Zaman ini bukan akhir dari sejarah, tapi awal dari sejarah baru. Saatnya kaum muda dengan visi pembaruan berhimpun dalam pergerakan menghapus penjajahan dan menegakkan negara kesejahteraan.

Saatnya kaum muda memimpin! "


Membaca bagian pernyataan itu sesungguhnya menyiratkan kegelisahan yang mendalam dari kaum muda. Betapa tidak setelah rezim berganti-ganti ternyata harapan para pemuda untuk menikmati hasil perjuangan reformasi 1998 dengan kondisi lebih baik belum tercapai. Kekuasaan yang diberikan pada pemimpin orang tua tidak memberikan perubahan yang signifikan pada bangsa ini. Kesejahteraan rakyat belum beranjak jauh dan kepastian tentang masa depan yang lebih baik pada berada pada level yang minim.


Saat ini jika dipandang dari sudut kemudaan biologis maka pemimpin generasi muda itu sesungguhnya sangat banyak tersebar pada berbagai level eksekutif dan legislatif,terkecuali Presiden yang memang sudah tidak termasuk muda lagi. Lantas,kenapa para pemimpin bangsa yang dikatakan para pemuda itu tidak berhasil menjalankan amanat yang dipercayakan rakyat padanya?


Jawabanya sangat luas. Tetapi ada jawaban alternatif yang bisa diberikan. Mungkin kita, rakyat Indonesia, kaum muda, salah alamat dalam pemberiaan mandat tersebut. Seharusnya kita sebagai orang muda juga harus memberikan kepada kaum muda juga. Muda disini harusnya tidak dipandang dari aspek biologis saja yang berkenaan dengan umur dan gejala fisik lainnya. Muda harus dipandang juga dari segi visi, komitmen, moral. Jika pemuda pada saatnya nanti memegang tampuk kepemimpinan maka yang diperlukan adalah mempemuda juga visi, komitmen dan moralnya. Harus ditinggalkan prilaku para pemimpin tua yang korup, abai terhadap rakyat, tidak bersemanagat pembaharuan dan seterusnya.


Melihat "ambisi" kaum muda untuk memimpin maka kita boleh optimis bahwa masa depan bangsa akan lebih baik. Artinya kaum muda masih peduli pada negerinya yang sedang dalam keperpurukan. Kesempatan untuk jadi pemimpin sesungguhnya sudah terbuka lebar melalui jalur kepartaian dan Independen. Bersama kita mengingat bahwa kita, kaum muda, harus berjuang, tidak menunggu kebaikan hati para pemimpin tua dan menjaga agar visi, misi agar tetap muda.Wallahu A'lam.

Read More..

Menyambut 2008

Tahun baru 2008. Adakah yang baru? Tentu semua orang mengharapkan kondisi lebih baik dari kondisi tahun 2007. Pengusaha mengharapkan usahanya semakin untung. Petani mengharapkan semakin baik hasil panennya sehingga kesejaheteraanya lebih meningkat. Pengangguran mengharap mendapat pekerjaan dan buruh mengharapkan tidak terjadi PHK dan seterusnya.


Apa yang dicapai selama tahun 2007? Hal yang dicapai tentu bisa dibuat daftarnya dan hal-hal yang kurang pun dapat kita susun tabelnya. Semua itu merupakan hasil kerja warga bangsa. Tidak boleh ada yang mengatakan bahwa hasil yang demikian ini hanya merupakan hasil kerja pemerintah yang berkuasa saat ini. Semua warga negara pasti memberikan kontribusi terhadap apa yang dicapai selama ini yang tentu berdasarkan besarnya tanggungjawab sebagai implementasi hak dan kewajibannya masing-masing.


Justru karena tanggungjawab maka kita sebagai masyarakat dan warga negara wajib protes atau kritik pada pemerintah yang merupakan representasi negara. Karena negara adalah penanggungjawab penuh dalam memberikan kenyamanan, keamanan, kesejahteraan terhadap warganya. Dengan demikian para rakyat yang merupakan asuhan negara harus terus-menerus mempertanyakan kepada pemerintah bila ada hal yang dianggap belum secara optimal dijalankan.


Berkaitan dengan itu, maka kita boleh mempertanyakan apakah kondisi rakyat saat ini lebih baik dari tahun lalu misalnya? Jawabannya bisa beragam. Tergantung dari persefektif masing. Jika kita menanyakan pada para politisi yang merupakan "lawan" pemerintah sekarang pasti jawabannya selalu negatif. Tetapi jika kita menanyakan pada pemerintah justru hari ini atau tahun ini justru lebih baik. Mengapa bisa berbeda padahal baik yang baik pro maupun yang kontra sama-sama merasakan kondisi yang dialami saat ini? Disamping karena perbedaan persefektif tadi, juga karena adanya perbedaan kepentingan. Yang berkuasa kepentingannya adalah mempertahankan kekuasaan dan yang belum berkuasa tentu ingin berkuasa. Maka wajar saja kalau yang dibangun pemerintah adalah membuat citra positif bagi pemerintahannya.Sebaliknya bagi yang belum berkuasa juga mencitrakan dirinya sedemikian rupa agar melekat citra positif sehingga masyarakat kemudian memilih dia.


Dengan demikian kondisi politik 2008 pasti akan lebih seru karena ada agenda politik besar pada tahun 2009 yakni pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden. Bila tahun 2007 masih ada yang belum tampak maka tahun 2008 semua akan segera tampak. Perang citra, wacana, strategi untuk merebut hati rakyat semakin gencar. Dalam suasana yang serba politis ini, bagaimanakah rakyat memposisikan diri? Ikut melibatkan diri atau hanya sekedar menjadi penonton para politisi yang sedang bertarung sambil menertawakannya? Saya memilih keduanya. Arinya dalam keseriusan berpolitik kita tetap menyisakan tawa dan canda karena jika tidak kita akan terlibat konflik destruktif yang yang hanya menghasilkan zero zum game dalam political game itu.Wallahu A'lam

Read More..

12/25/2007

Pengamanan Natal di Sulteng Berlebihan

Palu (ANTARA News) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Sulawesi Tengah (Sulteng), Salehuddin Awal, menilai peningkatan pengamanan Natal yang demonstratif di provinsi itu oleh aparat kepolisian setempat sangat berlebihan.


"Pengamanan terbuka dengan persenjataan lengkap yang mencolok di rumah-rumah ibadah umat Kristiani itu, justru menimbulkan kesan bahwa situasi di daerah ini dalam keadaan tidak aman," katanya kepada pers di Palu, Senin.

Menurut dia, kondisi demikian ini juga dapat menimbulkan antipati dan melahirkan disharmonisasi kerukunan hidup beragama, karena adanya "perlakuan lebih" dalam pengamanan perayaan hari besar umat Kristiani.

Selain itu, lanjut dia, pola pengamanan demonstratif yang terpublikasi media akan memberi penilaian bagi masyarakat di luar negeri bahwa kebebasan beragama di Indonesia belum terjamin.

Menurut mantan Ketua Umum HMI Cabang Palu tersebut, sudah menjadi kewajiban polisi melindungi masyarakat dari segala ancaman, termasuk terorisme. Akan tetapi, pola pengamanan yang diterapkan jangan sampai justru meningkatkan ancaman karena pilihan metode yang kurang tepat.

"Apalagi jika pola yang dipilih justru melahirkan ketakutan massal," tuturnya, dan menambahkan deteksi dini melalui informasi intelijen, pengamanan tertutup, dan pelibatan masyarakat dalam mengamankan lingkungan seharusnya yang dijadikan pilihan lembaga negara dalam mengamankan hari-hari besar keagamaan atau hari akbar lainnya.

Dalam mengamankan hari raya Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru kali ini, jajaran Polda Sulteng mengerahkan sekitar 5.000 personel, dengan memprioritaskan pengamanan di rumah-rumah ibadah dan tempat keramaian umum.

Pelibatan personel ini belum termasuk dari kesatuan TNI, Satpol PP, organisasi sosial-kemasyarakatan, serta satuan tugas internal.

Tapi, lain halnya dengan pendapat Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulteng, Syamsuddin Pay. Menurut dia, mobilisasi aparat keamanan dalam jumlah besar untuk mengamankan Natal di daerahnya kali ini sesuatu tindakan yang wajar dan sudah merupakan tugas negara dalam melindungi setiap penduduknya melaksanakan ibadah tanpa ada rasa ketakutan.

"Dari kacamata keamanan, saya menilai bahwa pihak intelijen memiliki alasan yang cukup sehingga diberlakukan pengamanan yang ketat," tuturnya.(*)

Read More..

12/19/2007

Yang Tersisa dari Musda KNPI

Ketua KNPI Sulawesi Tengah pengganti Hardy Yambas telah terpilih. Setumpuk dokumen produk Musda juga telah dirumuskan. Setumpuk harapan pada pemimpin baru telah terpatrikan. Kini kita menanti kerja-kerja KNPI dibawah kepemimpinan Idhamsyah Tompo yang murah senyum itu. Namun sebelum terlalu jauh dan agar kita tidak berjalan pada jalur yang salah maka ada baiknya kita merenungi diri kita sendiri sebagai kaum muda. Ini penting kita maknai karena saya takut jangan-jangan hakekat diri kita sendiri itu tidak dimengerti dengan baik. Dengan mengerti dengan baik hakekat diri kita - kaum muda -maka kita boleh berharap akan terjadi perubahan dalam cara pandang ber-KNPI dan ber-OKP.


Dalam Kolomnya di harian Kompas, Indra Piliang menulis, kaum atau perkauman adalah sekumpulan komunitas yang memiliki karakter yang berbeda dengan komunitas yang lain. Ia tidak pernah sama, apalagi serupa, karena latar budayanya memang berbeda, dibentuk oleh pahatan sejarah yang berlainan dan kosmologi pikiran inkoheren. Muda ada pada batasan usia atau spirit yang menonjolkan sikap anti-status quo, kontra-kemapanan dan nihil-kemanjaan.


Selanjutnya a mengatakan, kaum muda adalah sekumpulan orang yang membentuk komunitas entah epistemis, ideologis, atau hanya sekadar calo-calo kekuasaan—yang mempunyai kosmologi pikiran yang berbeda dengan kaum tua. Sebagai pergerakan, kaum muda tidak menyukai patung-patung pahlawan yang didatangi oleh para penguasa dalam hening upacara bendera selama lima menit.


Kaum muda yang bergerak juga menantang doktrin-doktrin yang dianggap sebagai kesesatan pikiran, terutama yang diproduksi oleh negara. Dari sini, sebetulnya, kaum muda memiliki musuh yang jelas, yakni negara yang serakah, kepemimpinan absolut, dan pengabaian atas ilmu pengetahuan.


Dan, semakin jelas bahwa kaum muda itu bukanlah orang-orang yang berubah menjadi para pencinta jalan-jalan kenabian sehingga rela diludahi atau dicambuk oleh para pemilik kekuasaan. Kaum muda, karena ia bergerak, adalah orang-orang yang terpukau pada kehidupan. Dengan bentangan usia yang masih lama lagi menghirup udara, dibandingkan dengan kaum tua sesuai dengan tuntutan alamiah, kaum muda memilih jalan kehidupan dan barangkali sebagian (besar) mencintai kehidupan itu sendiri.

Atas dasar itu saya menjadi risau dengan para pemuda yang bermusda beberapa hari yang lalu itu. Saya tidak menemukan pemuda dalam bayangan Indra Piliang diatas itu. Yang ada pemuda yang hanya membeo pada sebuah alur yang direkayasa. Saya mengamati pemberitaan tentang KNPI yang baru-baru ini melaksanakan musyawarah daerah. Hingar-bingar pemberitaan tentang KNPI tersebut hampir-hampir tidak ada suara kritis dari kalangan mahasiswa dan pemuda. Kalaupun ada suara kritis namun tidak setajam seperti pada priode-priode sebelumnya. Media massa pun seakan tidak pernah meminta pendapat pada tokoh-tokoh akademisi maupun aktivitis kritis tentang KNPI saat ini.

Padahal sebelum ini suara-suara kritis tentang KNPI sangat dominan. Bahkan suara yang bernada negatif itu justru lebih banyak dalam membentuk opini di media massa. Apakah dengan kenyataan ini KNPI betul-betul telah membentuk citra baru dan sudah meninggalkan citra lama yang negatif itu? Apakah dengan demikian KNPI memang sudah dapat diandalkan bagi perkaderan kepemimpinan kaum muda saat ini? Benarkah KNPI hari ini sudah berada pada track yang benar dalam peta gerakan pemuda? Atau justru ini hanya fenomena dipermukaan saja yang belum tentu baik secara kedalam?

Dipandang dari segi pencitraan KNPI Sulawesi Tengah dibawah kepemimpinan Hardy D. Yambas memang berhasil. Keberhasilannya dalam arti bahwa KNPI pada priode kepemimpinanya telah membetuk opini positif dikalangan kepemudaan khususnya OKP. Terbukti hampir tidak ada suara-suara kritis pada saat laporan pertanggungjawaban dalam Musda. Semuanya menerima laporan pertanggungjawaban itu dengan baik. Bahkan dia begitu superior dan percaya diri dalam menyampaikan Laporan pertanggungjawaban tersebut.

Dalam pandangan lain bisa juga tidak adanya pandangan kritis itu lebih disebabkan oleh ketidakmampuan para pemuda dan mahasiswa dalam memberikan persefektif kritis sehingga tidak dapat memberikan pandangan secara dalam dan lugas. Asumsi ini bisa jadi disebabkan oleh para pengurus OKP tidak memiliki horison pandangan yang luas tentang dimensi-dimensi organisasi kepemudaan ini. Bisa juga karena semua sudah menganggap apa yang dicapai hari ini sudah sedemikian sempurna.

Hal ini karena banyak OKP yang memang tidak mempunyai visi kepemudaan lagi akibat tidak adanya regenerasi ditubuhnya sendiri. Mereka mengklaim diri sebagai OKP tapi sesunggunya semangat yang dikandungnya justru sudah ketuaan. Oleh karena itu OKP tidak mampu memberikan suara kritisnya karena bagaimana mau kritis kalau dalam dirinya sendirinya juga terkandung keburukan-keburukan yang sama. Bahkan banyak OKP yang sangat tergantung pada KNPI dari segi politis dan fasilitas.

Dalam pandangan saya, jika kita menginginkan KNPI sebagai lembaga yang kredibel untuk melahirkan pemimpin pemuda maka dialektika kualitatif antara KNPI dan OKP harus menjadi keniscayaan. Dengan status sebagai lembaga berhimpun OKP maka yang diperlukan adalah dialog kritis, sejajar, egaliter sehingga posisi OKP tidak menjadi lembaga yang “didikte” oleh KNPI. Lahirnya kader yang berkualitas hanya dimungkinkan oleh banyaknya pengalaman dalam beraktivitas, menyentuh persoalan-persoalan riil kemasyarakatan dan disamping itu memperkuat basis intelektual yang menjadi paradigma berfikir. Hal ini dimungkinkan jika antara KNPI dan OKP saling take and give pada aras keberhimpunan. OKP harus meninggalkan paradigma keberhimpunan yang pasif seperti pada zaman ordebaru (korporatisme negara) menjadi keberhimpunan yang dinamis progresif

Read More..

  © Blogger template 'Perhentian' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP